cover
Contact Name
Samuel M. Simanjuntak
Contact Email
smsimanjuntak@unai.edu
Phone
+6281296081331
Journal Mail Official
smsimanjuntak@unai.edu
Editorial Address
-
Location
Kab. bandung barat,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Skolastik Keperawatan (e-Journal)
ISSN : 24430935     EISSN : 24431699     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Scope Medical-Surgical Nursing Critical Care Nursing Psychiatric Nursing Nursing Management Community Nursing Nursing Education Pediatric & Obstetric Nursing Transcultural Nursing Gerontic Nursing
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni" : 11 Documents clear
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEPERAWATAN DI PUSKESMAS RAWAT INAP SE-KABUPATEN KUNINGAN TAHUN 2017 Aria Pranatha
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.723

Abstract

Pendahuluan: Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator untuk menilai baik atau buruknya mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Berdasarkan study pendahuluan di dua puskesmas dengan 17 responden mengatakan sebagian besar pasien mengatakan pelayanan baik sehingga pasien merasa puas dan sebagian lainnya mengatakan pelayanan masih harus diperhatikan lagi salah satunya dalam kebersihan toilet. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di Puskesmas Rawat Inap Se-Kabupaten Kuningan. Metode: Jenis penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi 714 orang dengan teknik pengambilan sampel accidental sampling sebanyak 56 responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa statistik dilakukan secara univariat menggunakan deskriptif frekuensi dan bivariat dengan menggunakan metode chi square. Hasil: Hasil menunjukkan pada variabel bebas yaitu (62,5%) perawat baik, (71,4%) perawat handal, (55,4%) perawat cepat tanggap, (57,1%) perawat menjamin informasi, (62,5%) perawat empati, dan (51,8%) pasien merasa puas. Hasil Analisis chi square pada variabel terikat menunjukan variabel kenyataan p-value=0,001, variabel kehandalan p-value=0,002, variable ketanggapan p-value=0,000, variabel jaminan p-value=0,016, dan variabel empati p-value=0,000. Diskusi: terdapat hubungan yang bermakna antara variabel kenyataan, kehandalan, ketanggapan, jaminan & empati dengan kepuasan pasien. Disarankan pada puskesmas rawat inap yang terkait untuk lebih meningkatkan lagi sarana prasarana dan kualitas pelayanan agar pasien lebih merasa puas. Kata Kunci: Puskesmas, kepuasan pasien, pelayanan keperawatan
HUBUNGAN LAMA MENJALANI HEMODIALISA DAN ANEMIA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GGK YANG MENJALANI HEMODIALISA DI UNIT HEMODIALISA RUMAH SAKIT TK. II 03.05.01 DUSTIRA Dedi Supriadi
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.728

Abstract

Pendahuluan: Gagal ginjal kronik (GGK) mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel, yang memerlukan terapi berupa transplantasi ginjal atau hemodialisa. Tujuan utama hemodialisa yaitu mengendalikan uremia, kelebihan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien GGK, diantaranya adalah lama menjalani hemodilaisa dan anemia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mencari hubungan antara lama menjalani HD dan anemia dengan kualitas hidup. Metode penelitian yang digunakan survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Metode: Penelitian ini melibatkan semua pasien yang menjalani hemodialisa regular di Unit Hemodialisa Rumkit Tk. II 03.05.01 Dustira Tahun 2018 yang memenuhi criteria inklusi yaitu 37 sample dengan teknik consecutive sampling. Pengumpulan data dilakukan secara langsung pada pasien dan didapatkan juga dari catatan rekam medic pasien. Analisa data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil: Sebanyak 21 orang (56.8%) termasuk kategori lama menjalani HD (>24 bulan), sebagian besar dari responden sebanyak 20 orang (54.1%) mengalami anemia ringan dan sebagian besar dari responden sebanyak 19 orang (51.4%) memiliki kualitas hidup baik. Tidak terdapat hubungan antara lama menjalani HD dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumkit TK II 03.05.01 Dustira (p value= 0.634, ≥ α = 0.05) Diskusi: Tidak terdapat hubungan antara anemia dengan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalanihemodialisa di Rumkit TK II 03.05.01 Dustira (p value = 0.879, ≥ α = 0.05 ). Bagi peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan lagi penelitian lebih kompleks dengan melibatkan dan mencari faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup. Kata kunci: lama menjalani hemodialisa, anemia, kualitas hidup
EFEKTIVITAS RELAKSASI AUTOGENIK TERHADAP KUALITAS TIDUR PASIEN HEMODIALISIS DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG Imanuel Sri Wulandari
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.729

Abstract

Pendahuluan: Gangguan tidur merupakan masalah yang sering dialami oleh pasien Gagal Ginjal Terminal (GGT). Apabila gangguan tidur tidak segera diatasi akan mengakibatkan peningkatan resiko jatuh, penurunan kognitif, bahkan dapat menyebabkan kematian akibat komplikasi dari kardiovaskular. Intervensi mandiri perawat diperlukan untuk mengatasi gangguan tidur, mencegah resiko penyakit kardiovaskular atau komplikasi lainya. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi autogenik terhadap kualitas tidur pasien hemodialisis di RS. Advent Bandung.Metode :Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan pendekatan pretest and posttest design with control group. Empat puluh dua pasien dipilih sebagai responden menggunakan consecutive sampling. Responden dibagi menjadi dua kelompok menggunakan jadwal hari terapi, 21 kelompok intervensi dan 21 kelompok kontrol. Kelompok intervensi mendapatkan relaksasi autogenik sebanyak dua kali seminggu selama empat minggu. Kelompok kontrol mendapatkan perawatan standar. Kualitas tidur diukur dengan menggunakan PSQI pada pretest dan postest. Hasil : hasil dari penelitian uji homogenitas berdasarkan karakteristik responden menunjukan tidak berbeda secara signifikan (p>0,05) pada kelompok intervensi dan kontrol. Terdapat perbaikan kualitas tidur secara signifikan pada kelompok intervensi (p=0,000). Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh relaksasi autogenik yang signifikan (memperbaiki) terhadap kualitas tidur pada pasien hemodialisis. Diskusi: hasil penelitian ini bisa menjadi intervensi mandiri perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien hemodialisis. Kata Kunci: hemodialisis, kualitas tidur, relaksasi autogenic
RESPON PARAMETER KARDIOVASKULAR (TEKANAN DARAH DAN NADI) TERHADAP PIJAT KAKI PADA KLIEN PREHIPERTENSI Evelin Malinti
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.730

Abstract

Pendahuluan: Hipertensi telah dikenal sebagai faktor resiko penyakit kardiovaskular dan menjadi penyebab kematian. Hipertensi memperberat kerja jantung dan dapat menimbulkan penyakit pembuluh darah. Pijat kaki memberi efek relaksasi dengan mempengaruhi sistem saraf otonom, mendilatasi pembuluh darah dan menurunkan tekanan darah. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pijat kaki pada tekanan darah dan nadi klien dengan pre-hypertensi. Metode: Penelititian ini menggunakan pra-eksperimental dengan design one group pre dan post test. Sebanyak 20 orang partisipan berusia 20-30 tahun menjadi sampel penelitian yang dipilih secara purposive sampling. Hasil: Rata-rata tekanan darah sistolik 131.60 mmHg sebelum pijat kaki menjadi 121.55 mmHg setelah pijat kaki. Rata-rata tekanan darah diastolik 83.65 mmHg sebelum pijat kaki menjadi 72.85 mmHg setelah pijat kaki. Rata-rata nadi sebelum pijat kaki adalah 71.60 kali/menit menjadi 64.80 kali/menit setelah pijat kaki. Uji statistik dengan paired t-test menunjukkan terjadi penurunan signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik serta denyut nadi per menit setelah pijat kaki (α<.05). Diskusi: Penurunan tekanan darah baik sistol dan diastol serta nadi pada klien prehipertensi setelah pijat kaki merupakan respon fisiologis terhadap kondisi relaksasi yang merupakan efek dari pijat kaki.
PENGETAHUAN TENTANG KARIES GIGI SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN KESEHATAN DI PERGURUAN ADVENT CIMINDI BANDUNG Mesrina Simbolon
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.731

Abstract

Pendahuluan: Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti kepada kepada 10 orang siswa/i kelas 4 SD di Perguruan Advent Cimindi Bandung, mereka tidak mengetahui apa itu karies gigi dan apa yang menyebabkannya bahkan 5 orang dari antara mereka mengalami karies gigi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan tentang karies gigi di Perguruan Advent Cimindi Bandung. Metode: Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain peneitian kuantitatif dengan rancangan pra-post tes dalam satu kelompok (pra-post test design). Penelitian ini dilakukan di Perguruan Advent Cimindi Bandung pada 31 Oktober 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i kelas 4 di Perguruan Advent Cimindi Bandung tahun ajaran 2017/2018. Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling jenuh. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 43 orang. Data dikumpul menggunakan tes yang terdiri dari 12 pertanyaan dengan nilai validasi dan reabilitas. Nilai validasi antara 0,446-0,707 dan nilai reabilitas adalah 0,859. Data yang terkumpul kemudian diolah dengan menggunakan rumus persentasi dan uji hipotesis dengan pengujian dua pihak menggunakan SPSS. Hasil: Hasil perhitungan menunjukkan bahwa pengetahuan tentang karies gigi sebelum penyuluhan kesehatan adalah cukup dengan angka persentasi 74,4%. Pengetahuan setelah penyuluhan adalah baik dengan angka persentasi 92,7%. Hasil perhitungan thitung menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pengetahuan tentang karies gigi di Perguruan Advent Cimindi Bandung sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan nilai thitung 5,920 pada taraf kepercayaan 95% atau α = 0,05. Diskusi: Beberapa saran ditujukan kepada praktik keperawatan komunitas, pendidikan keperawatan komunitas, dan penelitian selanjutnya. Kata kunci: Pengetahuan, Karies gigi
PERSEPSI PERAWAT DAN DOKTER TERHADAP PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDUNG Mori Peranginangin
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.732

Abstract

Pendahuluan: Budaya keselamatan pasien masih menjadi permasalahan secara global. Hal ini tercermin dari masih tingginya angka insiden keselamatan pasien yang terjadi. Perawat dan dokter mempunyai andil besar dalam meningkatkan budaya keselamatan pasien di rumah sakit, sehingga penting untuk mengkaji bagaimana persepsi mereka. Tujuan: Meningkatkan budaya keselamatan perawat dan dokter. Metode: Penelitian descriptive comparative cross sectional design dilakukan kepada 185 responden dengan menggunakan instrumen Hospital Survey of Patient Safety Culture (HSOPSC) Pengukuran persepsi terhadap masing masing dimensi dilakukan untuk mengetahui dimensi mana yang masih perlu ditingkatkan. Uji statistik Mann Whitney digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara perawat dan dokter. Hasil: Hasilnya menunjukkan bahwa rata rata persepsi perawat adalah 69.7%. Dimensi yang perlu ditingkatkan adalah Respon Tidak Menghukum Terhadap Kesalahan (24.8%); Staffing (56%); Harapan Dan Tindakan Manajer Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien (65%); Persepsi Tentang Keselamatan Pasien Secara Keseluruhan (66.5%); Dukungan Manajemen Rumah Sakit Terhadap Program Keselamatan Pasien; Overan Dan Transisi; Kerjasama Tim Antar Unit (74.8%). Sementara pada profesi dokter mempunyai nilai rata rata 65.4% dimana 10 dimensi masih perlu ditingkatkan , yaitu: Respon Tidak Menghukum Terhadap Kesalahan (43.3%); Staffing (55%); Frekuensi Pelaporan Insiden (55%); Umpan Balik dan Komunikasi Tentang Kesalahan (55%), Komunikasi Terbuka (61.7%); Harapan Dan Tindakan Manajer Dalam Meningkatkan Keselamatan Pasien (62.5%); Dukungan Manajemen Rumah Sakit Terhadap Program Keselamatan Pasien (66.7%); Persepsi Tentang Keselamatan Pasien Secara Keseluruhan (68.3%); Overan dan Transisi (72.5%); Kerjasama Tim Antar Unit (73.8%). Diskusi: Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi perawat dengan dokter. Kata Kunci: Budaya keselamatan pasien, dokter, HSOPSC, perawat, persepsi
HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA Rosnancy Sinaga
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.733

Abstract

Pendahuluan: Semakin meningkatnya perilaku seksual yang dilakukan oleh remaja dari tahun ke tahun dan hal tersebut berkaitan dengan pola asuh yang diterapkan oleh orangtua sebagai pendidik pertama dalam keluarga. Dalam penelitian ini identifikasi masalah yang pertama adalah bagaimana gambaran pola asuh orangtua, yang kedua adalah bagaimana gambaran perilaku seksual remaja, dan yang ketiga adalah hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku seksual remaja. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku seksual remaja. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Metode penelitian menggunakan pendekatan dengan desain deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Menengah Atas Advent Martoba Pematangsiantar yang dengan sampel berjumlah 81 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner dan data diolah menggunakan rumus dan rentang skala Likert. Hasil: Didapati pola asuh demokratis 91%, pola asuh permisif 67,7% , pola asuh otoriter 69%, adanya hubungan yang signifikan antara pola asuh orangtua dengan perilaku seksual remaja dengan hasil sig (2-tailed) 0,000. Korelasi Pearson -0,861 > r (0,5) maka korelasinya antara pola asuh orang tua dengan perilaku seksual remaja signifikan dan korelasi tidak searah, hubungan pola asuh orangtua dengan perilaku seksual remaja adalah kuat. Saran diberikan kepada orangtua agar menyadari pentingnya pola asuh terutama dalam perilaku seksual remaja; kepada remaja agar dapat mempertahankan perilaku yang baik mengenai perilaku seksual. Diskusi: Disarankan agar penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian yang lebih luas, meneliti faktor yang lebih kompleks dengan populasi yang lebih besar. Kata Kunci: pola asuh orangtua, perilaku seksual, remaja
PENGARUH STORY TELLING TERHADAP POLA KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK AL-ISHLAH KABUPATEN CIREBON Supriatin Supriatin
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.734

Abstract

Pendahuluan : Usia prasekolah (3-6 tahun) merupakan masa perkembangan sosial, intelektual dan emosional yang pesat bagi anak. Anak membutuhkan asupan gizi yang adekuat untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.Salah satu intervensi keperawatan untuk membantu membantu meningkatkan konsumsi sayur dan buah pada anak usia prasekolah adalah dengan terapi story telling. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh story telling terhadap tingkat konsumsi sayur dan buah pada anak usia prasekolah di Tk Al-Ishlah Kabupaten Cirebon. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi eksperimental design yaitu dengan pendekatan one group pretest posttest design menggunakan satu kelompok subjek. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah sampel 32 responden. Tingkat konsumsi sayur dan buah diukur dengan menggunakan quesioner FFQ (Food Frequency Questioner). Analisis data yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil : Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value adalah 0,000 dengan demikian p value < a 0,05 yang berarti terdapat pengaruh story telling terhadap tingkat konsumsi sayur dan buah pada anak usia prasekolah di Tk Al-Ishlah Kabupaten Cirebon. Diskusi: Disarankan agar penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi penelitian yang lebih luas, meneliti faktor yang lebih kompleks dengan populasi yang lebih besar. Kata Kunci : pre anak usia prasekolah, story telling, tingkat konsumsi sayur dan buah.
TINDAKAN KOMPRES HANGAT PADA TEMPORAL LOBE DAN ABDOMEN TERHADAP REAKSI SUHU TUBUH PASIEN DENGAN TYPHOID FEVER Yunus Elon
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.735

Abstract

Pendahuluan: Peningkatan suhu tubuh yang tidak ditangani dapat menyebabkan dehidrasi yang akan mengganggu keseimbangan elektrolit serta menyebabkan kejang. Kejang yang berulang akan mengakibatkan kerusakan pada sel otak yang akan meyebabkan gangguan tingkah laku, serta dehidrasi. Dehidrasi yang berat dapat menyebabkan syok yang bisa berakibat fatal hingga berujung kematian. Tujuan: Untuk mengetahui efek dari tindakan kompres hangat pada temporal lobe dan abdomen terhadap reaksi tubuh pasien dengan thyfoid fever. Metode: Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental design, dengan menggunakan Two Group Pre-Test and Post-Test Design. Teknik sampling purposive digunakan untuk memilih partisipan yang secara acak dibagi kedalam dua kelompok intervensi. Dimana kelompok pertama diberi kompres hangat pada Temporal lobe dan kelompok kedua diberi kompres hangat pada abdomen. Hasil: Penelitian ini menunjukan ada perbedaan reaksi penurunan suhu tubuh yang signifikan pada pasien Typhoid Fever sebelum dan sesudah diberikan tindakan kompres hangat pada kedua kelompok. Diskusi: Hasil statistic menunjukkan bahwa pemberian kompres hangat pada temporal lobe dan abdomen sama-sama efektif dalam menurunkan suhu tubuh pada pasien dengan typod fever. Kata Kunci: Suhu Tubuh, Kompres Hangat, Typhoid Fever
PERSEPSI PERAWAT DAN DOKTER TERHADAP PENERAPAN BUDAYA KESELAMATAN PASIEN DI RUMAH SAKIT ADVENT BANDAR LAMPUNG Ernawaty Siagian
Jurnal Skolastik Keperawatan Vol 4 No 1 (2018): Januari - Juni
Publisher : Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Advent Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35974/jsk.v4i1.736

Abstract

Pendahuluan: Budaya keselamatan pasien dalam pelayanan rumah sakit adalah hal yang sangat mendasar. Permasalahan dalam budaya keselamatan pasien tercermin dari masih tingginya angka insiden keselamatan pasien baik secara global maupun nasional. Jumlah insiden keselamatan pasien di Rumah Sakit Advent Bandar Lampung yang dilaporkan tidak terlalu banyak. Namun berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa masih banyak insiden yang tidak dilaporkan oleh karena pekerja merasa enggan dan takut mendapat konsekuensi. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan penerapan budaya keselamatan. Metode: Penelitian descriptive comparative cross sectional design tentang persepsi perawat dan dokter dilakukan kepada 130 responden dengan menggunakan instrument Hospital Survey of Patient Safety Culture (HSOPSC) yang terdiri dari 12 dimensi. Pengukuran persepsi terhadap masing-masing dimensi dilakukan untuk mengetahui dimensi mana yang masih perlu ditingkatkan. Uji statistic mann Whitney digunakan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi antara perawat dan dokter, antara staf pelaksana dan supervisor. Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi perawat terhadap 12 dimensi mempunyai nilai rata-rata 62.3%. Ada 9 dimensi yang perlu ditingkatkan yaitu harapan dan tindakan manajer dalam meningkatkan keselamatan pasien (28.9%); Respon tidak menghukum (39.0%); Komunikasi terbuka (52.3%); Kerjasama tim antar unit (55.0%); Umpan balik dan komunikasi tentang kesalahan (60.9%); Staffing (63.5%); Dukungan manajemen rumah sakit terhadap program keselamatan pasien (63.6%); Persepsi tentang keselamatan pasien secara menyeluruh (65.0%) dan frekuensi pelaporan insiden (73.9%). Sementara pada profesi dokter mempunyai nilai rata-rata 60.1% dimana 11 dimensi masih perlu ditingkatkan, yaitu: harapan dan tindakan manajer dalam meningkatkan keselamatan pasien (27.8%); respon tidak menghukum (44.4%); frekuensi pelaporan insiden (48.2%); persepsi tentang keselamatan pasien secara menyeluruh (59.0%); komunikasi terbuka (59.2%); overran dan transisi (61.1%); kerjasama tim antar unit (61.1%); staffing (63.0%); umpan balik dan komunikasi (66.7%); pembelajaran organisasi serta perbaikan secara berkelanjutan (70.4%) dan dukungan manajemen rumah sakit terhadap program keselamatan pasien (70.4%). Diskusi: Kesimpulan dari penelotian ini adalah bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara persepsi perawat dengan dokter, antara staf pelaksana dengan supervisor. Kata Kunci: Budaya keselamatan pasien, perawat, dokter, persepsi, HSOPSC

Page 1 of 2 | Total Record : 11